Fiqih Jual-Beli - Telaah Bab Buyu Kitab Bidayatul Mujtahid Ibn Rusyd

Sebagian besar orang bukan hanya tidak dapat membedakan riba dan perdagangan, bahkan juga membedakan antara yang halal dan yang haram! Tragisnya, mereka yang seharusnya memahamkan malah menjadi sumber penyesatan. Ini bukan khas Indonesia, tapi terjadi di seluruh dunia Islam. Hal ini terjadi bersamaan dengan maraknya islamisasi ekonomi, perbankan dan segala produknya, yang mengaburkan, bahkan membolak-balik yang halal dari yang haram. Para modernis-lah yang membuat riba dan perdagangan sama saja. Mengapa terjadi? Penyebabnya, kata Prof. Imran Ahsan Khan Nyazee (dalam Fiqih Riba; Pustaka Adina, 2017), karena para ulama modernis tidak mendasarkan telaah mereka sesuai dengan interpretasi yang ditentukan oleh disiplin ushul fiqih. Atau mengelaborasikan interpretasinya dengan karya-karya fuqaha terdahulu. Mereka malah memetakan jalur sendiri, alias menyimpang dari kaidah ushul fiqih yang baku. Mereka menanamkan metodenya yang menyimpang itu sebagai Fiqih Kontemporer. • Kehadiran buku ini menjadi penting dan berarti karena memahamkan masyarakat mengenai hukum dan kaidah jual-beli, dan terkait dengan itu juga memahamkan soal riba, dari salah satu pustaka klasik karya Ibn Rushd, Bidaya al-Mujtahid yang sangat masyhur. Karya Ibn Rushd ini sangat luar biasa, tapi jarang bisa diakses masyarakat. Telaah Dr. Asadullah A. Yates beserta terjemahan bagian al-Buyu dari kitab itu memperjernih dan memperjelas perkara antara perdagangan yang halal dan riba yang haram. Fiqih Jual-Beli Telaah dan Terjemah Bab al-Buyu Kitab Bidaya al-Mujtahid Karya Ibn Rushd Judul Asli: Ibn Rushd Mujtahid of Europe His Program for the Revitalisation of the Deen with Special Reference to Trade, Usury and Market Diterbitkan oleh Turmverlag, 1999 Penulis: Dr. Asadullah A. Yates Disunting dan Diterjemahkan oleh: Zaim Saidi 14,0 cm × 20,0 cm; 242 hlm. Cet. I/April 2019 Pustaka Adina, 2019.0003