Selama ini, terutama dalam menuliskan sejarah tentang suatu kebudayaan, kalangan sejarawan sekadar menuliskan suatu entitas yang bukan bagian dari sejarah dirinya—atau mengutip tulisan Anam di buku ini, tidak berada di posisi emik. Berbeda dari hal tersebut, buku Demadurologi yang ditulis Syaiful Anam ini adalah usaha untuk menggambarkan Madura tidak dari sebuah jarak, melainkan sebuah usaha untuk melihat Madura dari dalam, dari kesunyataan masyarakat Madura itu sendiri. Oleh karena itu, buku ini merupakan sebentuk usaha untuk melampaui pembacaan tentang sejarah Madura yang sekadar bertitik tolak dari riset kepustakaan seperti yang dilakukan oleh Kuntowijoyo.
Buku ini juga berusaha memberikan sebuah pendekatan metodologis yang segar agar penulisan sejarah juga memertimbangkan khazanah ingatan sosial, yakni khazanah pemahaman masyarakat tentang dirinya sendiri. Di sini, Anam tidak ingin menggambarkan Madura melalui kacamata luar yang cenderung dipenuhi oleh swak wasangka. Untuk mencapai hasrat merengkuh ingatan sosial tersebut, Anam menggunakan pemikiran Antony Giddens juga beberapa pendasaran konsep eksistensial dan kemewaktuan. Seperti yang dikatakan oleh Anam sendiri di buku ini, agar kita bisa keluar dari bias asumsi kolonial dalam memahami suatu entitas kebudayaan—dalam konteks buku ini, Madura.
Demadurologi
Penulis: Syaiful Anam
Penerbit: Edisi Mori
Harga: Rp104.000