Naar De Republiek Indonesia lahir dari pikiran yang menyamai kelahiran dari seorang anak dengan adanya penderitaan pembawaan kelahirannya. Tan Malaka dalam perantauannya selama 3 tahun terakhir tidak pernah melihat surat kabar Harian Belanda dan Asia serta tidak pernah menjumpai seorang yang paham buku-buku karyanya. Tan Malaka menekankkan ke persoalan perbudakan perekonomian yang berimbas ke peperangan antar negara.
Peperangan tersebut mwmunculkan gejala-gejala pembelaan, persaingan , terutama pertentangan ekonomi dan politik antar dua negara imperalis yang menyebabkan perang baru. Indonesia juga menentang imperalisme Belanda yang semakin lama semakin tajam. Akibatnya penderitaan rakyat Indonesia bertambah pesat dan harapan serta kemauan untuk merdeka juga berlangsung beriringan dengan penderitaan yang mesti ditanggungkan.