Buku ini aku tulis dengan harapan supaya bisa menemani teman-teman yang juga punya keluhan yang sama denganku, sebagai seorang overthinker. Sebagai overthinker, aku paham, memang sulit sekali mencari teman cerita yang bisa mengerti kondisiku. Orang yang mau mendengarkan untuk memahami, bukan untuk menjawab. Orang yang mau mendengarkan untuk mengerti, bukan untuk berkompetisi memilih hidup siapa yang paling menyedihkan. Kalau salah pilih tempat bercerita, bisa-bisa justru jadi bahan overthinking baru.