Maira masih menunduk, tidak berani menatap lawan bicaranya saat ini, sebab sejak tadi cowok itu hanya memasang wajah datar. Kedua tangannya sibuk mencengkeram rok sekolahnya, berusaha melampiaskan perasaan hancur yang tertanam kepada lelaki itu.
Maira berkata dengan suara yang sedikit bergetar. Lelaki itu membuang pandangannya ke samping dengan ekspresi yang masih datar Maira tahu. Dari raut wajah lelaki itu, dari caranya bicara akhir-akhir ini, dari sikapnya yang selalu terkesan cuek, Maira jelas harusnya tahu inilah jawaban yang akan dia dengar. Namun, sungguh dia tidak menyangka jika rasanya akan sesakit ini