Penulis: Dewi Ratih Rapisa, M. Pd
ISBN: 978-623-02-0059-5
Ukuran: 15.523 cm
Halaman: xiv, 155 hlm
Tahun: 2019
Stimulus yang ditujukan pada pancaindra anak akan direspons secara motorik sehingga orang lain dapat memahami maksud melalui bahasa tubuh anak. Dengan dasar pemahaman ini, aktivitas sensomotorik dapat membantu anak yang mengalami gangguan perkembangan. Terlebih pada Anak Berkebutuhan Khusus yang memang mengalami gangguan sensomotorik. Jika perkembangan sensomotoriknya kurang lancar atau kurang sempurna sekalipun anak bisa berjalan dan berlari dengan baik, cara kerja sistem indra anak menjadi kurang baik, akibatnya respon anak menjadi sangat lamban dan tidak seimbang dengan pikirannya (sering menangis atau marah-marah kepada orang lain dan dirinya sendiri, tidak bisa duduk diam, suka menabrak-nabrak, merobek-robek atau ingin merusak benda-benda yang dilihatnya tanpa alasan yang jelas). Terkadang anak terlihat berjalan sambil berputar-putar, menjinjit, menginjak benda-benda yang dilewatinya, senang melompat-lompat di tempat, senang mengganggu temannya, emosinya labil dan sering berpikir negatif.
Orang tua harus memperhatikan kemampuan sensomotorik pada anak sejak dini. Salah satu cara mudah melatih sensomotorik anak adalah lewat bermain. Kemampuan sensorik anak bisa dilatih semenjak dini melalui beragam kegiatan, salah satunya adalah dengan bermain. Mainan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, namun dapat membantu anak mengeksplor bakat dan minat anak sekaligus mengembangkan berbagai kemampuan penting seperti motorik, sensorik, kreativitas, serta kemampuan sosial emosional. Adapun fungsi mainan edukatif diperlukan dalam proses perkembangan kemampuan sensorik anak dan menjadi bekal untuk mempersiapkan kecenderungan anak untuk merasa bosan atau takut terhadap suatu hal. Para orang tua dapat memberi jenis mainan yang sesuai dengan jenis kegiatan, usia, dan kemampuan anak untuk mendapatkan hasil yang optimal hingga tahap krusial perkembangan anak.