White Nights pertama kali terbit pada tahun 1848, di masa awal karier kepenulisan Dostoevsky. Sebagaimana kebanyakan cerita karangannya, novel dituturkan melalui sudut pandang orang pertama anonim. Selain menyuguhkan kisah cinta, di dalamnya Dostoevsky juga menggali serta melukiskan dengan begitu indah dan jernih kondisi manusia yang teralienasi dari lingkungan sosialnya. Di dalam kisah ini kita dapat melihat bagaimana keterasingan membuat manusia mengalami kesulitan dalam mengaktualisasikan dirinya sendiri. Lewat narrator cerita—dan lewat sudut pandang orang pertama anonym yang digunakan Dostoevsky dalam menuturkan kisah ini—pembaca secara tidak langsung akan menempatkan diri sebagai tokoh utama dan ikut merasakan bagaimana nelangsanya upaya seseorang dalam mencari cinta, persahabatan, kebahagiaan, atau bahkan pelipur lara ketika penderitaan menjadi sesuatu yang niscaya dan tak terhindarkan, sementara tak ada siapa pun yang dapat diandalkan selain dirinya sendiri. Dostoevsky memang dikenal piawai dalam menyelami bagian-bagian terdalam, tersembunyi, dan tergelap dari jiwa manusia.