Cinta Agus pada Syafira seperti tak pernah kehilangan isi. Cinta picisan yang benar benar picisan. Posesif dan berambisi. Syafira baginya seperti tujuan akhir yang sudah tertulis tak terganti. Perjuangan Agus mulai dari menunggu hubungan Syafira dengan Galih, putus sampai akhirnya kedua menikah meski dipaksa berpisah oleh takdir lelaki itu tetap pada keputusannya untuk mendapatkan Syafira sebagai teman hidupnya sampai surga. Kelemahan Agus hanya satu, jika Syafira sudah memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
Karena baginya mencintai Syafira adalah hak juga kewajibannya dan menerimanya bukanlah kewajiban bagi Syafira. Jika wanita bermata indah itu tak ingin mengambil hak untuk dicintai lelaki berparas sawo matang itu, maka saat itulah Agus akan benar benar menyerah.