Kedalaman kajian serta banyaknya pengulangan di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir menjadikan kitab itu tebal dan ber jilid-jilid. Atas dorongan para ulama Yaman, Maroko, Mesir, Arab Saudi, dan Libanon, akhimya Muhammad Nasib ar-Rifa’i meringkas kitab tafsir itu. Ia meng hindarkan pengulangan, memperbaiki penjelasan, menjauhkan ha ditshadits dhaif dan maudhu’, dan meng hapus kisah-kisah israiliyat. Akhirnya, kitab Tafsir Ibnu Katsir itu hadir dalam format yang lebih mudah untuk dicerna oleh para pengkajinya. Tafsir Ibnu Katsir ini lebih bersih dari kelemah an kelemahan, sehingga kita dapat mereguk din yang mumi serta ilmu yang bermanfaat agar kita lebih bersemangat untuk memelihara dan memegang teguh Kitab yang mulia.