“Tak semua cinta bisa tinggal. Dan tak semua yang tinggal bisa saling memiliki.”
Adalah Arga, seorang pemandu wisata yang lahir dari keluarga sederhana di Belitung. Hidupnya nyaris tak bersuara di antara keheningan batu granit dan pasir putih yang ia tapaki setiap hari. Namun, semua berubah ketika ia bertemu dengan Aluna, gadis dari keluarga terpandang yang datang ke Belitung membawa serta cahaya, tapi juga badai.
Pertemuan mereka membawa harapan, lalu luka. Cinta yang lahir di antara dua dunia yang berbeda ternyata tidak selalu bisa berjalan seiring. Arga harus memilih mempertahankan perasaannya atau membiarkan Aluna kembali ke kehidupannya yang berkelas dan penuh aturan.
Di tengah panorama alam Belitung yang memukau, kisah ini mengalir pelan, melankolis, tetapi menyayat. Novel ini bukan hanya tentang cinta yang tak bisa bersama, tapi juga tentang Jejak Langkah yang masih terasa nyata meski telah tersapu ombak, dan tidak semua pertemuan dimaksudkan untuk memiliki akhir yang bahagia.