Menjadi anak bungsu dari sebuah keluarga tidak membuat seorang Sakeza Labiru Boediman sekali pun terlintas akan menyukai laki-laki yang lebih muda dari usianya. Kriteria untuk menjadi pacarnya sudah jelas, laki-laki yang lebih tua atau seumuran dengannya. Sebelum akhirnya, laki-laki bermata biru itu mengetuk pintu hati Sakeza secara tiba-tiba.
"Lah, kamu biasanya dipanggil 'Adek', sekarang dipanggil 'Kakak'?"
"Sakeza naksir berondong? Adik kelas?"
Kata orang, usia hanyalah angka. Jadi, akankah prinsip Sakeza, yang menetapkan laki-laki pendampingnya harus lebih tua, terpaksa runtuh demi laki-laki blasteran Jerman yang usianya lebih muda?