Product description
Ular-ular Manten: Wejangan Perkawinan Adat Jawa
"Gegarane wong akrami, dudu bandha dudu rupa, amung ati pawitane, luput pisan kena pisan, yen angel, angel kelangkung, tan kena tinumbas arta." (Rambu-rambu dalam perkawinan, bukan soal harta, bukan karena wajah, hanya hati mo- dalnya, jika salah sekali dan jika benar pun sekali, jika terlanjur sulit maka sulitnya luar biasa, tak bisa dibeli dengan harta).
Budaya Jawa mempunyai banyak kearifan dalam memandang sebuah perkawinan. Perkawinan bukan hanya gebyar keindahan dari sebuah hubungan laki-laki dengan wanita. Tetapi lebih sebagai satu perjanjian yang kokoh dan kuat (mithaqan ghalizan), lahir dan batin, untuk membentuk keluarga bahagia sesuai dengan ketentuan dari sang Pencipta.
Para leluhur dengan bijaksana telah mengemas berbagai wejangan itu dalam berbagai simbol. Mengapa selalu ada hiasan, seperti janur kuning melengkung, tebu, cengkir (buah kelapa yang masih muda), dan pisang raja yang ditempatkan di depan rumah? Untuk apa mempelai pengantin laki-laki dan perempuan saling melempar daun sirih?