Fika hanyalah byang-bayang kecil sebuah pencarian yang tak boleh berhenti. Ia kerap bertanya tentang hidayah, adakah “ruang” yang tak bisa di sentuh antara ilmu dengan agama? “ruang” itu sering di sebut orang spiritualitas. Dalam sebuah ujaranya, “Agama adalah sebuah transaksi kelembagaan, sementara spiritulitas adalah sebuah perjalanan. Dan perjalanan selalu butuh cahaya.” Lalu adakah cahaya seperti sebuah patung? Bukankah patung adalah sebuah benda kaku yang takbisa berkatakata, tak bisa menolong, tak bisa memberi madharat dan manfaat bagi manusia?