Search
Ready Buku Novel Yang Katanya Cemara - Vania Winola - Bumi Fiksi
4.9(115)
1.1K sold
Select options
Select
Shipping
From Rp11.500
Est. delivery by Jul 22 - Jul 24
Customer reviews (115)
N**g
Item: Default
Barangnya tidak ada yg lecet. Saya sangat suka dengan bukunya, saya kira tdi bukunya gk berwarna warni kirain kek di shope cuman warna abu² . Ternya asli bagus banget😍🤩
Kualitas cetak：Bagus banget
Kemasan：Sempurna
Kejernihan isi：Jelas banget
September 15, 2024
b**s
Item: Default
Kualitas cetak：Kualitasnya bagus tidak ada yang buruk
Kemasan：Kamasan nya bagus dikemas dengan rapi dan tertutup
Kejernihan isi：Isinya jernih dan bener bener gambar yang jernih banget
June 30, 2024
h**y
Item: Default
Yeeey,produk nya udah dateng...produk bagus,aman,cerita nya keren,dan mengandung bawang...
Makasih seller...
Kualitas cetak：Sangat bagus
Kemasan：Bagus
Kejernihan isi：Baguuuuss
April 2, 2024
m**a
Item: Default
Kualitas cetak：baik
Kemasan：aman
Kejernihan isi：bagus
August 29, 2024
Tokopedia customer review
Kualitas cetak Ok, Respons seller Ok, Kemasan aman Ok
March 9, 2025
About this shop
BumifiksiJakarta
95%
Responds within 24 hours
About this product
BrandBUMI FIKSI RITEL
Product description
Spek Buku
- ukuran: 13x19 cm
- jilid: lem punggung, softcover
- cover: AC230, lam doff, spot uv, 4/0
- jumlah halaman: 220, FC
- kertas isi: BP55
- bookmark: ukuran 4x15cm, AC230, 4/0.
Sinopsis:
Hai, aku Vania, aku biasa dipanggil Cuplis. Orang-orang
mengenalku sebagai seorang anak yang hidup dalam
keluarga yang begitu hangat dan cemara.
Cemara? Ya, mereka bilang hidupku sempurna dan begitu
dipenuhi warna di dalamnya. Namun, nyatanya semua
yang mereka lihat tak pernah seindah itu. Banyak kisah
yang akhirnya justru kusimpan sendirian. Khususnya,
tentang aku dan keluargaku.
Kadang, ingin aku kembali membuka lembaran tentang
‘mereka.’ Sosok yang pernah menjadi cemara di hidupku.
Namun, sekarang harus aku terima, kalau kami sudah hidup
dengan jalan masing-masing. Ayah dengan hidupnya yang
baru dan aku bersama Bunda dengan hidup yang harus terus
berjalan.
Namun, apakah salah jika aku merindukan hari kemarin?
Hari bersama orang terkasih yang pernah kusebut sebagai... rumah?