Usiaku empat belas tahun. Saat ini aku berdiri di depan
panti asuhan, membawa dua adik perempuanku.
Bukan. Aku bukan anak yatim piatu. Ibuku masih hidup. Tapi, dua menit yang lalu adalah terakhir kali aku bertemu dengan ibu. Hingga kelak aku dewasa, kami tak pernah
bertemu lagi. Sementara ayahku tewas tertembak.
Panti asuhan ini bukan panti asuhan betulan. Dari luar memang ada plang besi bertuliskan pantiasuhan. Didalamnya?
Penjara yang amat menakutkan.
Tak perlu menunggu besok bagi kami merasakan hal mengerikan. Di hari pertama kedatangan, malamnya kami
bertiga langsung hampir mati.
Kalian, saat seusia kami, sedang melakukan apa? Inilah ceritaku. Tak banyak yang tahu, tak banyak yang mau mendengarkan. İnilah kisahku, tentang kado terbaik itu.