Membaca buku ini, ekspresi saya campur aduk (tapi jangan samakan dengan gado-gado, ya. Hehe). Kadang senyam senyum sendiri, serius, terharu, terinspirasi, dan yang paling penting terajak untuk tetap bermuhasabah diri. Untuk terus mendengungkan “Allah dulu, Allah lagi, Allah terus”. Lewat buku ini, Rio berhasil mengajak pembaca untuk berani bermimpi besar sekaligus berani membina mimpi itu. Poinnya, bukan melulu persoalan bermimpi besarnya, melainkan bahwa muara dari segala mimpi besar itu adalah keridhaan Allah Swt. Buku ini, kalau (memang) belum sampai membuatmu bermimpi besar,paling tidak telah menuntunmu bagaimana memulainya. Itulah hebatnya Rio!