Adji Pamungkas memvalidasi puisi yang bernyanyi. Bakat alam inilah yang terasa saat lirik-lirik The Jansen, unit band punk besutannya, diperiksa intens—terlepas dari resepsi format musikalnya. Namun, puisi cinta dan kenakalan remaja mengingatkan lagi bahwa puisi liris yang dikenali sekarang toh perpanjangan sejarah bahwa puisi, awalnya, dibuat untuk disenandungkan. Tebaran rima yang bertubi dalam puisi cinta dan kenakalan remaja menandai tuturan bahasa lisan yang enak di kuping. Artinya, puisi lazim mengejar aspek bebunyian, dan terlebih dahulu melalui The Jansen, Adji Pamungkas terhindar dari kemandekan tekstual penyair kebanyakan. Penyusunan puisi cinta dan kenakalan remaja berangkat dari sejumlah motif yang salah satunya mengolah lirik lagu menjadi puisi, agar nantinya tidak relevan berdebat perihal definisi di antara keduanya. Tiga bagian awal—romantisasi impulsif, durja bersahaja, dan banal semakin binal—tentulah pinjaman diskografi The Jansen, termasuk single-single. Puisi cinta dan kenakalan remaja hadiah bagi perayaan satu dekade The Jansen.