STARLINK
Saat ini anda mungkin sedang minum kopi, ketawa-ketiwi sambil main catur di warung pinggir jalan. Atau mungkin sedang senyum-senyum sendiri main youtube dan tiktok. Padahal para petinggi perusahaan yang menyediakan paket data di hape anda sedang panas dingin tidak bisa tidur nyenyak.
Para petinggi perusahaan jaringan celluler (seperti telkomsel, xl axiata, Indosat), atau bahkan penyedia layanan ******** (seperti Biznet, Telkom, ***** ***** dan masih banyak lagi yang lain), Mereka semua sedang stres hanya oleh dua kata ini. "Starlink" dan "Elon Musk".
Bagaimana tidak panas dingin, Elon Musk saat ini sedang gencar-gencarnya meluncurkan satelit yang mengorbit sangat rendah. Menurut sumber yang saya baca, sudah ada 13 ribu satelit yang ia ****** di ketinggian 500 km di atas kepala kita. Dan itu masih akan terus ia tambah hingga 24 ribu buah.
Itu semua diluncurkan untuk memberikan layanan ******** cepat dan murah bagi seluruh penduduk bumi di manapun berada. Tak peduli di tengah laut, di tengah hutan, atau bahkan di kutub utara.
Untuk menggambarkan harganya yang cukup terjangkau anda bisa lihat harga ******* Indibiz yang mulai banyak digunakan orang karena ********* dan stabil. Indibiz mematok harga sekitar 650 ribu perbulan untuk kecepatan 100 mbps, Sementara Star link yang dibangun Elon Mask ini mematok harga 750 ribu untuk kecepatan 300 mbps. Fantastis bukan.
Dan itu sekarang sudah bisa dipesan lewat website resmi Starlink dengan sangat mudah. Semudah anda membeli baju bayi di ****** atau *******
Setalah perangkatnya diantar oleh JNE atau DHL, anda hanya cukup mendudukkannya di tempat terbuka, tancapkan kabelnya, colokkan ke stop kontak, dan taraaaaa.... Connected.
Ya semudah itu ...
*****
Pelan tapi pasti, orang akan bergeser ke Starlink dan meninggalkan perusahaan penyedia ******** konvensional berbasis kabel fiber optic atau Tower Base Transciever Station (BTS). Anda tidak akan lagi melihat kabel-kabel rumit atau besi bersilang sengkarut menjulang di pinggir-pinggir jalan.
Kabel-kabel Fiber optic bawah laut dengan diameter sebesar drum itu terancam akan kehilangan perannya dan dicampakkan begitu saja. Itu jelas bencana luar biasa besar bagi perusahaan yang memilikinya. Sebab nilai investasi kabel-kabel tersebut tidak hanya ratusan miliar, tapi ratusan triliun.
Buat apa bersusah-susah dengan kabel dan tower BTS kalau ada yang lebih praktis sekaligus jauh lebih besar bandwidth nya.
****
Lebih parah lagi kalau nanti handphone sudah bisa menangkap langsung sinyal dari satelit. Haqqul yaqin itu kiamat Kubro bagi semua perusahaan celluler dan penyedia layanan ******** konvensional.
Dan ini sangat mungkin segera terjadi, sebab puluhan ribu satelit yang Elon Mask luncurkan itu bertebaran cukup rendah dibanding satelit lain. Bila satelit pada umumnya terbang di ketinggian 30 hingga 40 ribu km, maka satelit Elon Musk hanya ada di ketinggian 500 km atau separuh jarak Surabaya-*******. Jarak ini membuka memungkinkan diciptakannya teknologi penangkap sinyal satelit yang bisa disisipkan di handphone.
*****
Dengan alasan kemanan, Rusia menolak menggunakan satelit Elon Musk ini. Kabarnya juga Tiongkok. Mereka khawatir data-data penting negara bisa bocor di tangan Elon Musk. Rusia dan Tiongkok justru mulai mengikuti jejak Bos Space X dan Tesla itu menerbangkan satelit yang bisa terbang rendah.
********* mungkin tidak tertarik ikut-ikutan menerbangkan sendiri satelit serupa, sebab barangkali merasa tidak punya data rahasia yang perlu dikhawatirkan. :-D
Foto: zeit.de