About this product
Bahasaarab
Tipe EdisiEdisi Reguler
Tipe SampulSampul Keras
PengarangSyaikh Lukman Haris Rahman As-Syatthor
PenerbitMDWI Bumi Sholawat
Kuantitas per Kemasan1
EditorK.Miftahul Ulum
Versi(Versi) Lengkap
Jumlah Halaman284
Tahun2025
Product description
Judul Kitab: Miftahus Surur
Penulis: As-Syaikh Lukman Haris Rahman As-Syatthariy (Mursyid Thariqah Qadiriyah, Syatthariyah, Akmaliyah, dll.)
Penerbit: MDWI Bumi Sholawat (pribadi)
DIlarang mengcopy atau memperbanyak isi kitab ini tanpa izin tertulis dari Lajnah Litta'lif wan Nasyril Kutubil Islamiyah MDWI Bumi Sholawat
Cover Kitab: Hard Cover Full Color
Kertas & Halaman: B5 35 gsm /284 Halaman
Pre Order 30 Hari, namun pengiriman bisa lebih cepat jika orderan tidak membeludak (dikirim antara 3-30 hari).
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kitab miftahus surur adalah Kitab yang mudah dipahami membahas bagaimana kita cara hidup bahagia, tidak sumpek, tidak galau apalagi setres.
Kitab berbahasa Arab tulisan orang Madura asli, pedesaan asli, dengan latar belakang pendidikan Ortodoks (salaf) asli.
Mengurai dengan gamblang hidup simpel, sederhana, dan bahagia sesuai dengan konsep tasawuf IsIam dan filsafat tradisional Nusantara.
Dalam kitab ini, juga di bahas acara tradisional Jawa dan Madura semisal ruwatan, Selamatan kenduri kematian, selamatan tingkeban, selamatan kelahiran, selamatan bayi turun tanah, selamatan mau buka usaha, mau bangun rumah, pindah rumah, selamatan bulanan semisal tajin Suro, tajin Safar, maulid agung 12 rabiulawal, menyambut bulan puasa / tarhib ramadhan, selamatan lailatul Qadar, selamatan dua hari raya dan lain lain...
Ditulis Redaksi do'anya dan juga pun alasan-alasan nya dari segi Al Qur'an atau Hadist Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa sallam dan maqalah ulama salaf serta logika.
Karena acara doa bersama ini oleh sebagian kalangan umat IsIam sendiri yang kurang memahami kearifan lokal di anggap kejawen yang bid'ah, sesat dan khurafat.
Sebenarnya nusantara ini terdiri dari beratus ratus suku dan etnis yang berbeda, sehingga acara tradisional atau acara kearifan lokal itulah yang mempersatukan Nusantara semenjak era Majapahit sampai era ini.
Kemudian acara-acara ini dikemas dengan nuansa Tauhid oleh Dewan wali Songo dengan kearifan dan kebijaksanaan dari mereka. Oleh karena itu menurut Al Marhum KH Abdur Rahman Wahid "inilah perekat anak bangsa yang bermacam-macam suku, ras dan bahasa".
Oleh karena itu sehendaknya kaum tradisional yang di wakili warga Nahdliyyin memiliki atau membaca Kitab sederhana ini.
sekian terimakasih, semoga bermanfaat.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh