panduan bagus untuk mengenal kultur kekerasan di Jogja
June 2, 2024
Bariklana Books
184 items
Product description
Penulis: Gusti Aditya
Tebal: xxx + 184 halaman
Tahun: 2024
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: 978-623-5280-17-2
Penerbit: EA Books
Harga Normal: 88.000
Kategori: Kota dan Manusia
Blurb:
Pada 2014 lewat pesan berantai Blackberry, sebuah ancaman menghebohkan pelajar Jogja. Konon akan ada serangan dari geng luar kota. Sebuah pesan yang tak terbukti. Namun saat itu pula, dunia SMA di Jogja tengah muram: begitu banyak pengeroyokan antar-geng SMA. Suasana kacau.
Kelak, masa-masa itu diingat sebagai awal gelombang Klitih.
Kekerasan tampak akrab dengan dunia pelajar Jogja. Mulai dari geng-geng pada 2000an, aksi tawuran, hingga bentrok saat acara olahraga. Namun ini bukan cuma soal pelajar. Jejak kekerasan di Jogja sejak puluhan tahun lalu jelas ikut menciptakan klitih. Ini juga berkaitan dengan gejala Jogja sebagai kota besar yang marak pembangunan tetapi juga menyingkirkan orang- orang yang tidak dapat jatah kemajuan.
Gusti Aditya berasal dari Jogja, menuliskan buku ini dengan memadukan sejarah dan pengalaman menyaksikan budaya geng SMA Jogja. Sejak dini, katanya, banyak anak muda Jogja sudah belajar kekerasan. Mengklitih itu jelas jahat, tapi kalau fokus ke pelajar saja tanpa melihat gambaran besarnya, masalah enggak akan pernah selesai.
“Sekarang bayangkan, koe arep ngopo coba? Cah enom, darah masih mendidih, hidup tidak punya harapan yang luas atau panjang, lulus SMA pol mentok kerja jadi karyawan toko atau buruh atau serabutan. UMK cuma semono, terus mirisnya lagi tiap hari melihat pemuda- pemudi seumuranmu datang dari berbagai daerah di Indonesia jadi mahasiswa di kotamu.”
- Paksi Raras Alit -
Tentang Penulis:
Gusti Aditya, anak kandung Yogyakarta yang pernah dikalahkan kotanya sendiri. Pernah belajar di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Kini sedang merintis sebuah toko buku kolektif bernama Toko Buku (untuk) Rakyat.Selamat membaca dan berbahagia.