Anasera sejak terlahir ke dunia ini belum pernah merasakan kasih sayang Ibunya dan sejak dirinya kecil juga sang Ayah sudah sering jauh darinya karena pergi bertugas. Ia tumbuh tanpa peran kedua orang tuanya. Ia hanya memiliki Abim–kakak laki - lakinya yang pada akhirnya juga pergi meninggalkannya meski sudah berjanji akan selalu ada disampingnya hingga menyisakan dirinya hanya dengan neneknya yang sudah merawatnya sejak bayi. Jika sampai kapan pun ia tidak akan bisa beruntung tentang “Ibu”, setidaknya ia ingin sekali saja merasa beruntung tentang kasih sayang dan waktu Ayahnya, serta dapat merasakan arti keluarga meski tidak akan terasa lengkap tanpa Ibunya, tetapi dengan hanya melihat segala peninggalan Ibunya yang masih ada di dalam rumah, itu sudah cukup baginya.