Product description
Judul: MOZAIK (Antologi Puisi)
Antologi Puisi Mozaik adalah cara Sengon Karta mengumpulkan ingatan-ingatan dari perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Bersentuhan dengan beragam dinamika fenomena sosial di masyarakat. Berisikan kurang lebih 80-an puisi, semuanya ditulis tanpa rencana, dan menggunakan gawai sebagai pirantinya. Membaca Antologi Puisi Mozaik seperti hanyut ke dalam konteks peristiwa yang disajikan oleh Sengon Karta. Kebanyakan peristiwa di dalamnya ditulis dengan rima dan irama ciri khas dari Rap. Sebagian puisi di dalamnya juga menjadi sebuah album musik rap dengan judul yang sama. Projek berbeda sekaligus penyajian dengan cara berbeda, menghasilkan perbedaan rasa ketika menikmatinya secara bersamaan. Buku puisi ini juga disusun secara gaduh, karena hampir kebanyakan menangkap potret kekacauan yang terjadi di masyarakat (penindasan, eksploitasi sumber daya alam, ketimpangan gender, dsb). Jangan terkejut saat membacanya dan menemukan banyak ketidakteraturan di tiap puisinya. Lewat Antologi Puisi Mozaik ini, Sengon Karta bermaksud memberikan sumbangan kecil terhadap besarnya dunia sastra.
Penulis seorang alumni Sosiologi dan masih melanjutkan studinya di sebuah kampus di Yogyakarta. Pernah terlibat dalam aktivisme sosial di beberapa organisasi dan aliansi di Purwokerto dan Yogyakarta. Membubuhkan puisi-puisinya di judul antologi bersama, yaitu; "Aksara Jejak Kita", "Sejuta Sajak Abadi", "Bersajak Dalam Buku", dan "Lolongan Lorong Negeri".
Menerjemahkan buku berjudul "Meretas atau Diretas". Alasan menggunakan nama pena “Sengon Karta” tentu bukan tanpa sebab. Nama tersebut untuk terus mengingatkan kepada siapa pun mengenai kasus peradilan sesat terhadap Sengkon dan Karta, tepatnya tahun 1974 di Bekasi. Serta terus mengingatkan bahwa ketidakadilan tetap hidup ketika ketimpangan dipelihara.