Novel Ketika Kemenangan Menjadi Kenangan By Zetta Saja - Ranah Buku
Sold by Penerbit Ranah Buku
4.6(13)
151 sold
Select options
Select
Shipping
From Rp18.000
Est. delivery by Apr 24 - Apr 25
Specifications
Customer reviews (13)
R**h
Item: Default
Kualitas cetak:Bagus menarik
Kemasan:Di kemas dengan rapi
Kejernihan isi:Jernih
2d ago
Tokopedia customer review
Alhamdulillah bagus dan membuat penasaran
1w ago
l**_
Item: Default
kurir ramah,mengecewakan pengemasan tidak baik karena tidak di Pakaikan bubble warp sehingga plastik dari buku sudah terbuka dan ada lecet di cover nya
5d ago
N**f
Item: Default
Makasih kak novel ny bagus semoga berkah and lancar rezekinya
1w ago
z**o
Item: Default
Kemasan:Lumayan
Kejernihan isi:Bagus
Kualitas cetak:Bagus
2d ago
f**y
Item: Default
Barang sudah diterima dalam keadaan baik 👍
6d ago
S**i J**a
Item: Default
Bagus bgttt, sesuai dan ga ada cacat
2d ago
s**k
Item: Default
Bagus
6d ago
M**t
Item: Default
Pesanan sudah tiba trmksh
1w ago
A**
Item: Default
Bagus
2w ago
s** p**i y**n
Item: Default
Oke
December 1, 2024
r**🦖
Item: Default
good
1d ago
n**w
Item: Default
Mantap
Today
Penerbit Ranah Buku
109 items
Shop performance
Better than 90% of other shops
Ships within 2 days
65%
Responds within 24 hours
80%
About this product
BrandRanah Buku
Product description
Judul : Ketika Kemenangan Menjadi Kenangan
Penulis : Zetta Saja
Ukuran : 14x20 cm
Tebal 317 hlm
Kertas : Bookpaper
Penerbit : Ranah Buku Literasi
Tahun Terbit : November 2024
Mendapatkan kepercayaan untuk memimpin pasukan yang begitu besar bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi setelah kekalahan yang Ali terima, berujung pada pengasingan bagi seluruh keluarganya.
Tak berhenti sampai di sana, masalah ini semakin melebar ketika pemberontakan meledak dengan keras hingga lengsernya pemimpin sah Jazira. Negeri semenanjung itu yang awalnya makmur kini tertutup oleh awan kegelapan.
Di tengah kepedihan yang melanda rakyat Jazira, pemimpin yang telah lama pergi itu membutuhkan seorang ahli untuk bergabung dalam pasukan pembebas. Anehnya, justru Ali yang terpanggil untuk kembali ke medan pertempuran tanpa peduli akan kekalahan yang pernah Ali alami.
Sekarang, apa yang harus Ali lakukan? Akankah ia menerima desakan tersebut? Ataukah Ali justru memilih untuk tetap dalam pengasingannya?