******************************************************************************************************************************************************
JIKA KITA SENANTIASA MELADENI CELAAN ORANG YANG MENCELA; MAKA HAL ITU AKAN MEMPERLAMBAT KEMAJUAN KITA
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (wafat th. 751 H) -rahimahullaah- berkata:
“Sebagian (ulama) Salaf berkata: “Engkau harus berpegang kepada kebenaran, dan janganlah berkecil hati dengan sedikitnya orang-orang yang menempuhnya. Dan engkau harus menjauhi kebathilan, dan janganlah tertipu dengan banyaknya orang-orang yang binasa (yakni: yang mengikuti kebathilan, karena mereka sebenarnya akan binasa- pent).”
Setiap kali engkau merasa berkecil hati karena merasa sendiri (di atas kebenaran); maka ingatlah kepada rombongan pertama (para Salaf), bersemangatlah untuk menyusul mereka, dan janganlah engkau memperdulikan orang-orang selain mereka (yang menyimpang), karena orang-orang itu tidak akan menolongmu sedikitpun dari (adzab) Allah. JIKA ORANG-ORANG (MENYIMPANG) ITU BERTERIAK MEMANGGILMU KETIKA ENGKAU MENEMPUH JALAN (KEBENARAN); MAKA JANGANLAH ENGKAU BERPALING KEPADA MEREKA, karena jika engkau berpaling menghadap ke mereka; maka mereka akan MENGAMBILMU ATAU (MINIMAL) MENGGANGGU JALANMU.
Dan aku telah membuat 2 (dua) buah permisalan untuk itu, maka hendaknya engkau memperhatikannya:
PERMISALAN PERTAMA: Seorang yang keluar dari rumahnya (menuju masjid) untuk menunaikan shalat dimana dia tidak memiliki tujuan lain (selain shalat). Maka di jalan ada ***** dari jenis manusia yang mengucapkan perkataan yang menyakiti orang (yang hendak shalat) tersebut, sehingga orang tersebut BERHENTI DAN MEMBALASNYA. Sampai keduanya berkelahi. Terkadang ***** dari kalangan manusia lebih kuat dari orang (yang hendak shalat) tersebut, sehingga mengalahkannya, dan MENGHALANGINYA DARI PERJALANANNYA untuk sampai ke masjid, akhirnya dia pun tidak shalat. Dan terkadang orang (yang mau shalat) itu lebih kuat dari ***** dari kalangan manusia (sehingga orang itu bisa mengalahkan ***** manusia- pent), akan tetapi orang itu telah disibukkan dengan melawan ***** manusia, sehingga KEHILANGAN (KEUTAMAAN) untuk berada di shaff pertama atau kesempurnaan mendapatkan shalat berjama’ah…Padahal kalau dia berpaling dari ***** manusia tersebut dan menyibukkan dirinya dengan tujuan utamanya -karena takut ketinggalan shalat berjama’ah atau takut terlewat waktu shalat-; maka musuhnya (***** manusia) tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan.
PERMISALAN KEDUA: Kijang larinya lebih cepat dibandingkan dengan anjing, akan tetapi jika kijang merasakan kehadiran anjing DAN BERPALING MENGHADAPNYA; MAKA AKAN MELEMAH KECEPATAN LARINYA, sehingga dia akan ditangkap oleh anjing.”
[“Madaarijus Saalikiin” (I/56-57- cet. Ad-Daar Al-‘Aalamiyyah)]
-Ahmad hendrix-