Cetakan asli kedua Januari 2020, paking kelas istimewa *****
June 14, 2022
Tokopedia customer review
buku kondisi baru, sesuai harapan. Pengepakan rapi dan aman, pengiriman sesuai jadwal. terima kasih
May 7, 2021
Tokopedia customer review
Cepat sampai barangnya, thank you ๐
September 10, 2021
Tokopedia customer review
Barang mantap packing bagus๐๐๐
May 13, 2020
Tokopedia customer review
buku
ori, pengiriman cepat
October 17, 2021
Tokopedia customer review
Responnya cepat, tapi sayangnya buku sudah banyak bagian menguning! Sedikit kecewa.
September 12, 2021
Tokopedia customer review
respon cepat
December 13, 2020
CendoleBook
2,587 items
Shop performance
Better than 72% of other shops
Ships within 2 days
68%
Responds within 24 hours
88%
Product description
Penulis: Harry A. Poeze
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Tebal: x + 432 halaman
Buku Dijamin ORI dan Segel
Pada 10 -8- 1948 Moeso kembali ke Indonesia. Sejak tahun 1926, setelah pemberontakan komunis. Sesudah kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, PKI memperoleh posisi yang kuat di dalam Republik. Sementara itu, Soviet mengubah haluan politiknya beroposisi keras terhadap Barat. Moeso mendapat restu dari Moskow untuk melakukan reorganisasi terhadap PKI. Maka segera setelah kedatangannya di Indonesia ia memaparkan sebuah haluan baru yang disebut 'Djalan Baru'. Ini merupakan perubahan radikal dari sikap PKI, yaitu konfrontasi terhadap pemerintah borjuis Soekarno-Hatta. Bahasa Moeso yang menghasut mendapat dukungan dari semua anggota PKI dan mengakibatkan ketegangan semakin memuncak. Di Solo terjadi bentrokan sengit antara golongan militer dan politik. Kekalahan kaum kiri di sana menimbulkan reaksi di Madiun, sehingga terjadi perebutan kekuasaan oleh kaum komunis pada tanggal 18 September. Soekarno dan Hatta tampil menghadapi Moeso dan Madiun direbut kembali. Dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk mematahkan seluruh perlawanan PKI. Bagi pemerintah peristiwa ini merupakan suatu 'narrow escape' - bagaikan lolos dari lubang jarum.
Harry Poeze amat teliti menyusun kembali segala apa yang telah terjadi di seputar 'Madiun'. Ia telah berhasil mengurai banyak teka-teki yang melatarbelakangi kejadian tersebut dan memberi jawaban, apakah persoalan 'Madiun' itu peristiwa lokal saja, ataukah suatu perebutan kekuasaan oleh kaum komunis. Sampai sekarang masalah ini masih jadi tema perdebatan seru, sebagaimana juga tampak dalam tinjauan historiografis yang tercantum dalam buku ini. Menurut hemat pengarang, sekarang debat itu bisa mendapatkan jalan keluarnya.