Paket Buku Sejarah Jawa - Babad Tanah Jawi dan Pararaton
Sold by Medpress Group Bookshop
5(3)
12 sold
Select options
Select
Shipping
From Rp19.000
Est. delivery by Apr 23 - Apr 25
Specifications
Customer reviews (3)
P**n W**o
Item: Babad Tanah Jawi + Pararaton
Terimakasih kalian luar biasa
October 10, 2024
m**z
Item: Babad Tanah Jawi + Pararaton
Terimakasih atas bonusnya
October 11, 2024
A**7
Item: Pararaton
October 9, 2024
Medpress Group Bookshop
272 items
Shop performance
Better than 92% of other shops
Ships within 2 days
61%
Responds within 24 hours
97%
About this product
BahasaBahasa Indonesia
Tipe SampulPaperback.
Tahun2024
PenerbitPenerbit Narasi
Product description
Judul Buku: Babad Tanah Jawi, Edisi Pocket
Penulis: W. L. Olthof
Penerbit: Narasi, 2024
Dimensi: 13 x 19 cm
Kertas: Bookpaper
Sampul: Soft Cover
Tebal: viii + 488 hlm
Harga: Rp.89.000
Judul Buku: Praraton
ISBN: 9786237586906
Dimensi: 14,5 x 21 cm
Sampul: Softcover
Tebal: viii + 80 hlm
Kertas: Bookpaper
Harga: 50.000
"Babad Tanah Jawi merupakan karya ensiklopedik yang dimulai dari Adam maupun Dewa-dewa Hindu, menceritakan masa pra-Islaim yang legendaris dalam sejarah Jawa, dan mencapai puncaknya pada abad XVII atau XVIII."
(M.C. Ricklefs, dalam Sejarah Indonesia Modern)
"Babad Tanah Jawi menuturkan peristiwa-peristiwa berdarah dalam sejarah Jawa prakolonial dengan bahasa yang lugas dan apa adanya."
(Ben Anderson, dalam Kuasa Kata)
Jawa menyimpan misteri sejarah yang sangat dramatis dan mencekam. Namun tidak banyak jejak yang terekam dalam catatan tertulis. Babad Tanah Jawi merupakan satu dari sangat sedikit penuturan sejarah Jawa yang bisa terdokumentasikan.
Teks asli Babad Tanah Jawi memuat silsilah raja-raja Jawa sejak Nabi Adam, dewa-dewa dalam agama Hindu, kisah Mahabharata, cerita Panji di masa Kediri, era Kerajaan Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang hingga Mataram, dan berakhir pada masa Kartasura. Sebuah era ketika Jawa dirongrong oleh Perang Takhta, dan Mataram mulai terpecah belah menjadi Yogyakarta dan Surakarta.
Hanya ada dua versi Babad Tanah Jawi yang dianggap orisinal dan berbobot oleh para sejarawan; versi Meinsma (terbit 1874) dan W.L. Olthof (terbit 1941). Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, "Babad Tanah Jawi versi Meinsma bukan sumber primer yang bisa diterima untuk riset historis.... Acuan-acuan selalu pada edisi dan terjemahan W.L. Olthof" (Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi, 1749-1792). Jadi dibandingkan berbagai versi yang banyak beredar, Babad Tanah Jawi versi W.L. Olthof telah mendapat pengakuan sejarawan terkemuka sebagai versi yang paling otoritatif dan berbobot.