OBAT DUNGU RESEP AKAL SEHAT: Filsafat untuk Republik Kuat
Sold by Komunitas Bambu
4.9(9)
28 sold
Select options
Select
Shipping
From Rp10.500
Est. delivery by Apr 23 - Apr 25
Specifications
Customer reviews (9)
C** 1**
Item: Default
Obat telah diterima dan sudah dibaca sebentar sudah terasa virus akal sehat semoga dgn adanya virus ini dapat membunuh virus kedunguan
March 3, 2024
B**f
Item: Default
Terimakasih buku nya sdh sampai. Walaupun kurir nya tdk Mengnlantar nya di tempat tujuan. Tp buku ini sangat luar biasa. Terimakasih kepada bing rocky gerung atas dedikasi tulisan ini bisa sampai ke pembaca
Kualitas cetak:Baik
March 13, 2024
S**) A**d
Item: Default
Mantap. Bukunya sampai dengan selamat.
Kualitas cetak:Bagus
Kemasan:Aman terkendali.
Kejernihan isi:Mencerahkan. Bagus buat persiapan Indonesia Emas 2045.🔥
March 4, 2024
k**.
Item: Default
bukunya sampe dengan selamat, tanpa cacat sedikitpun
February 20, 2024
w**r
Item: Default
Barang sesuai pesanan
Terima kasih
April 26, 2024
s**️
Item: Default
Pengiriman lama,waktu pengemasannya mungkin gatau dari pihak ekspedisinya
March 12, 2024
L**e
Item: Default
barangnya ok
Pekingan no
March 13, 2025
I**y
Item: Default
Mantap
April 7, 2024
2**i
Item: Default
Bagus
March 10, 2024
Komunitas Bambu
141 items
About this product
Tipe SampulSoft cover
Jumlah Halamanxxiv + 432 halaman
ISBN/ISSN978-623-7357-47-6
BahasaBahasa Indonesia
PenerbitKomunitas Bambu
Tipe EdisiEdisi Reguler
Tahun2024
Versi(Versi) Lengkap
Product description
Penulis: Rocky Gerung
Pengantar: Robertus Robet
Tebal: xx + 485halaman
Ukuran: 14 x 21 cm
SINOPSIS:
Akal sehat kita tentu membayangkan sebuah republik yang kuat, secara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tetapi tampaknya, penguasa politik lebih memilih memelihara republic of fear, karena di situlah statistik pemilu dipertaruhkan. Janji-janji yang ada hanya diucapkan dalam pidato, selebihnya adalah tukar tambah kepentingan. Sistem kepartaian modern dan sistem parlemen tidak tumbuh di dalam kebutuhan untuk membudayakan demokrasi, tetapi lebih karena kepentingan elitis individual.
Parlemen adalah kebun bunga rakyat, tetapi rakyat lebih melihatnya sebagai sarang ular. Tanpa gagasan, minim pengetahuan, parlemen terus menjadi sasaran olok-olok publik. Tetapi tanpa peduli, minim etika, parlemen terus menjalankan dua pekerjaan utamanya: korupsi dan arogansi. Defisit akal di parlemen adalah sebab dari defisit etika. Arogansi kepejabatan digunakan untuk menutupi defisit akal. Maka berlangsunglah fenomena ini: sang politisi yang sebelumnya menjadi pengemis suara rakyat pada waktu pemilu, kini menyatakan diri sebagai pemilik kedaulatan.