pesanan sudah sampai sesuai dengan order. terima kasih. mantap
March 4, 2024
B**g I**n B**k
Item: Default
Barang sudah diterima dgn baik dan packing rapi dan respons cepat, terimakasih
March 17, 2024
h**y
Item: Default
Baguuuuuuuuuuuuuuuuuuus bangeeeeeeeeet
September 11, 2024
I**r
Item: Default
informatif dan insyaallah bermanfaat
March 6, 2024
H**k S**o
Item: Default
Sangat membantu
February 11, 2024
r**n f**h
Item: Default
Kualitas cetak:Mohon diperbaiki
April 24, 2024
d**3
Item: Default
Sudsh datang .terima kasih
September 26, 2024
B**g
Item: Default
Ok sangat bagus amanah
February 8, 2024
m**r j**a s**t s**a
Item: Default
Paket aman
Thanks
June 13, 2024
l**7
Item: Default
Bagus
February 19, 2024
A** I**n
Item: Default
Panduannya tidak lengkap
March 22, 2024
Ulama Perempuan Center
127 items
About this product
Tipe Sampulsoft cover
Jumlah Halaman214
EditorDwi Okta
PengarangKH. Muhammad Sholeh Darat al-Samarani
ISBN/ISSN978-602-5653-02-5
BahasaBahasa Indonesia
PenerbitCV.Global Press
Tipe EdisiEdisi Reguler
Kuantitas per Kemasan5
Versi(Versi) Lengkap
Brandglobal press
Product description
Kitab Manasik Haji dan Umrah karya Kiai Sholeh Darat Semarang ini berbeda dengan kebanyak kitab manasik yang ada. Karena kedalamannya dalam bidang tasawuf, banyak karyanya, semisal Tafsir, Gramatika Arab, dan Fiqih, yang selain mengupas ilmu verbalnya, ia juga menyelinginya dengan kajian tasawuf, sehingga banyak makna yang baru yang jarang dijumpai.
Kiai Sholeh Darat sering mengutip pendapat Imam al-Ghazali semisal bahwasanya Allah sudah menjanjikan Baitullah ini akan didatangi orang yang berhaji (paling tidak) sebanyak 600 ribu manusia. Jika kurang dari jumlah tersebut, maka Allah akan menggenapinya dengan malaikat.” Sebagian riwayat mengatakan akan dilengkapi dengan sesuatu menurut kehendak Allah, sehingga jumlahnya genap menjadi 600 ribu.
Orang yang ingin melakukan ibadah haji hendaknya mempelajari ilmunya, sebab sesuatu amal yang dikerjakan tidak sesui dengan ilmu tersebut, maka akan ditolak alias tidak sah. Oleh sebab itu, sebab bahayanya orang ibadah haji yang dikerjakan tidak menggunakan ilmu, maka Kiai Sholeh Darat sangat mewanti-wanti hal tersebut. Ia mengutip pendapat gurunya, Syaikh Muhammad Sulaiman Hasbullah, pengajar di Masjidil Haram. Ia mengatakan, “Janganlah kalian menikahkan anak perempuan kalian dengan seorang lelaki yang sudah berhaji, yang bodoh. Sebab seorang yang bodoh itu hajinya tidak sah.”