pengiriman tidak terlalu lama dan barang sampai dengan baik.
March 12, 2025
w**i
Item: Default
Cetakan hilang 1 lembar, mohon kedepan bisa di cek terlebih dahulu sebelum buku diedarkan/dijual.
Di foto, setelah halaman 28 lompat ke halaman 31
3w ago
B**A O**W
Item: Default
Mantap menambah cakrawala wawasan keilmuan secara terstruktur dan mantul, sangat bermamfaat
March 19, 2025
A**f M**n
Item: Default
Printing quality:Bagusss
Packaging:Ok
Kurir sj yg lama
January 19, 2025
P**u
Item: Default
Sdh diterima dan Mantap
2w ago
Tokopedia customer review
December 4, 2024
A**g
Item: Default
pesanan telah diterima
March 8, 2025
P**n
Item: Default
Oke
March 9, 2025
** ** ** ** ** ** ** **
Item: Default
Ok
October 13, 2024
N**8
Item: Default
Buku yang dikirim tidak sesuai dengan yang dipesan
March 13, 2025
Tokopedia customer review
March 10, 2025
Tokopedia customer review
March 3, 2025
DIVA Press Group
4,595 items
Shop performance
Better than 92% of other shops
Ships within 2 days
82%
Responds within 24 hours
100%
About this product
BahasaBahasa Indonesia
Tipe EdisiEdisi Reguler
Tipe SampulPaperback.
ISBN/ISSN978-623-189-395-6
PenerbitDIVA Press
Kuantitas per Kemasan1
Versi(Versi) Lengkap
Jumlah Halaman298
PenerjemahAch. Khoiron Nafis
Tahun2024
Product description
Judul: Seni Politik
Pengarang: Imam Al-Ghazali
Penerjemah: Ach. Khoiron Nafis
Penerbit: DIVA Press
ISBN: 978-623-189-395-6
Tebal: 298 hlm.
Jenis Cover: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Tahun: 2024
Ukuran: 14x20 (cm)
Politik merupakan kesepakatan warga untuk mewujudkan kemaslahatan bersama. Sayangnya, hakikat politik itu semakin tercerabut dari asal mulanya. Yang tersisa kini hanyalah “bagaimana menguasai individu, kelompok, atau masyarakat”, dan ujungnya adalah menumpuk pundi-pundi kekayaan untuk kepentingan pribadi.
Apakah kebusukan (pelaku) politik baru terjadi pada abad-abad sekarang? Tentu saja tidak. Buktinya, buku ini menggambarkan bahwa sejak dahulu, politik itu rawan penyelewengan, kesewenang-wenangan, arogansi, dan kezhaliman.
Bukankah “Raja adalah bayangan Tuhan”? Bagaimana jika bayangan Tuhan itu terus-terusan mabuk? Bukankah kekuasaan akan terus eksis bersama raja yang kufur (tapi adil), dan akan hancur dengan penguasa yang zhalim (meski beriman)?
Seharusnya, buku ini menjadi handbook para penguasa. Dan seminggu sekali, setidaknya mereka mengkhatamkan buku ini supaya tahu bahwa menjadi “bayangan Tuhan” itu tidak mudah! Serta, kekuasaan bukanlah ubo rampe, kado terima kasih, yang pantas dibagi-bagikan untuk sanak-famili, apalagi relawan!