Judul: Bandung Menjelang Pagi
Penulis: Brian Khrisna
Ukuran: 14 x 21 cm
Genre: Fiction, romance
Jumlah Halaman: iv + 300 halaman
Bahan Isi: BP 52 gram
Bahan Cover: AC 230 gram
Jilid: Lem Punggung
Tahun Terbit: 2024
Harga: Rp95.000
Penerbit: mediakita
Penyunting: Juliagar R. N.
Penyunting Akhir: Puji Hanifach
Ilustrasi Isi: Schaitze (Aluna)
Penata Letak: Widuri Dwi Astuti
Desain Sampul: Omorphia Visual
Blurb:
Menjelang pagi, Bandung berubah menjadi kota yang tak lagi sama. Malam terasa sangat panjang
dan lebih mencekam dari kelam. Para bandit, pemadat, tukang judi, bocah geng motor, begundal
grafiti, semuanya berkeliaran bak tikus-tikus ketika air got meluap.
Di kota ini, Dipha adalah bocah berandalan yang mampu mengerjakan apa saja. Berjualan bacang di
Asia Afrika, pelayan kafe di Braga, buruh angkut kertas di Pajagalan, ataupun buruh kain di Tamin.
Apa pun ia lakukan untuk bertahan hidup. Kemampuannya untuk mengerjakan apa saja itu
membawanya bertemu dengan seorang gadis misterius bernama Vinda yang ngotot minta dicarikan
tempat tinggal dengan segala syarat yang tak masuk akal.
Seperti dipermainkan oleh takdir, satu-satunya tempat yang tersedia adalah kontrakan petak yang
terletak tepat di seberang kontrakan Dipha. Mau tidak mau, Vinda akhirnya menempati kontrakan
itu.
Vinda yang sangat mencintai Bandung begitu bertolak belakang dengan Dipha yang sudah mengenal
betapa bobroknya kota itu ketika menjelang pagi. Asia Afrika, Braga, Dago, Kalipah Apo, Astana
Anyar, Banceuy, Jalan ABC, dan seluruh jalan-jalan tikus di Kota Bandung menjadi saksi tumbuhnya
perasaan di antara keduanya.
Namun, sayangnya mereka berdua kerap lupa, bahwa sejatinya, oleh-oleh paling khas dari Kota
Bandung adalah: patah hati.
Keunggulan Cerita:
Karya terbaru Brian Khrisna, yang sudah dikenal sangat ciamik merangkai cerita berbumbu
comedy romance.
Bercerita tentang pertemuan dua manusia yang kisahnya kemudian berkembang menjadi
cinta dengan latar belakang Kota Bandung.
2
Di dalam buku ini, Brian Khrisna mengajak pembaca mengikuti kisah romansa sambil
menjelajah spot-spot terkenal di Kota Bandung, seperti Jalan Asia Afrika, Jalan ABC, Dago,
dan jembatan laying Pasupati.
Di dalam buku ini juga, Brian Khrisna menuliskan sisi lain Kota Bandung dan penduduknya,
yang mungkin selama ini tidak tertangkap kamera wisawatan.
Brian Khrisna dengan sangat apik memadukan adegan-adegan dan dialog-dialog keseharian
yang menggelitik, yang sudah menjadi ciri khas gaya penulisannya.