KAK TYSMMMM❤️,INI NOVEL YG DR DULU AK MW DAN AK INCERRR,HAPPY BGTT,KYA MIMPI JUJURR.
Ini packingan nya juga tebel parahh!! Pengirimannya juga cpttt bgttttt,makasi ya kakkkkk💗💗💗
October 4, 2024
**
Item: Default
Sesuai👍🏻
December 20, 2024
H**g
Item: Default
Buku nya original, packingan rapi dan aman sehingga buku nya sampe tanpa ada lecet
Cetakan nya rapi, kertasnya tebal dan sangat wangi
December 18, 2024
i**e
Item: Default
Kualitas cetak:Sangat baik
Kemasan:Sangat baik
Terima kasih banyak untk pelayanan pembeliannyaa, bukunya good condition😆 ga ada lecek, pengemasannya bagus bgtt bubble warpnya juga tebel hehehe, Terima kasih sekali lgi bumi fiksi!! gak nyesel beli disinii
November 17, 2024
c** m**a
Item: Default
Kualitas cetak:bagus banget
Kemasan:aman
Kejernihan isi:jelas banget tulisannya ga ada cacat sama sekali
kalian wajib beli karna ini juga ori jadi jangan takut kalo bukunya bajakan
October 5, 2024
BumifiksiJakarta
1,570 items
Shop performance
Better than 84% of other shops
Responds within 24 hours
91%
About this product
BrandBUMI FIKSI RITEL
Product description
Bandung Menjelang Pagi
Rp95.000
Penulis: Brian Khrisna
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: iv + 300 hlm
Penerbit: mediakita
Harga: Rp 95.000,-
=================
Description
Menjelang pagi, Bandung berubah menjadi kota yang tak lagi sama. Malam terasa sangat panjang dan lebih mencekam dari kelam. Para bandit, pemadat, tukang judi, bocah geng motor, begundal grafiti, semuanya berkeliaran bak tikus-tikus ketika air got meluap.
Di kota ini, Dipha adalah bocah berandalan yang mampu mengerjakan apa saja. Berjualan bacang di Asia Afrika, pelayan kafe di Braga, buruh angkut kertas di Pajagalan, ataupun buruh kain di Tamin. Apa pun ia lakukan untuk bertahan hidup. Kemampuannya untuk mengerjakan apa saja itu membawanya bertemu dengan seorang gadis misterius bernama Vinda yang ngotot minta dicarikan tempat tinggal dengan segala syarat yang tak masuk akal.
Seperti dipermainkan oleh takdir, satu-satunya tempat yang tersedia adalah kontrakan petak yang terletak tepat di seberang kontrakan Dipha. Mau tidak mau, Vinda akhirnya menempati kontrakan itu.
Vinda yang sangat mencintai Bandung begitu bertolak belakang dengan Dipha yang sudah mengenal betapa bobroknya kota itu ketika menjelang pagi. Asia Afrika, Braga, Dago, Kalipah Apo, Astana Anyar, Banceuy, Jalan ABC, dan seluruh jalan-jalan tikus di Kota Bandung menjadi saksi tumbuhnya perasaan di antara keduanya.
Namun, sayangnya mereka berdua kerap lupa, bahwa sejatinya, oleh-oleh paling khas dari Kota Bandung adalah: patah hati.