Pesanan yang kedua, pokokny jangan ragu kualitas terjamin. Terima kasih min
September 4, 2024
I**_
Item: Default
Bagus
September 11, 2024
W**i P**i W**w
Item: Default
Bagus
August 24, 2024
F**a
Item: Default
Kertasnya kurang memuaskan
September 30, 2024
About this shop
Buku Beta
67%
Ships within 2 days
100%
Responds within 24 hours
About this product
BahasaBahasa Indonesia
Pengarangtan malaka
Penerbitnarasi
ISBN/ISSN-
Product description
Dari Penjara Ke Penjara - Tan Malaka
Penulis : Tan Malaka
Harga : Rp 140rb
Penerbit : Narasi
Ukuran :
Halaman : 560
Berat : 700
Sinopsis
"Buku ini saya beri nama Dari Penjara ke Penjara. Memang saya rasa ada hubunganya antara penjara dengan kemerdekaan sejati. Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri." (Tan Malaka)
Tan Malaka menulis buku Dari Penjara ke Penjara dalam dua jilid terpisah. Jilid pertama menuturkan tentang pergulatannya di penjara Hindia-Belanda dan Filipina. Sedang jilid kedua menceritakan tentang "perjalan"-nya dari Shanghai, Hongkong, hingga kembali ke tanah air. Dalam buku ini, kedua jilid tersebut dirangkum menjadi satu.
Meski berada di balik jeruji, Tan Malaka tetap berusaha "mendobrak" semangat perjuangan rakyat Indonesia. Baginya, barang siapa yang ingin menikmati hakikat kemerdekaan secara utuh, maka harus ikhlas dan tulus menjalani pahit serta getirnya hidup terpenjara.
Buku Dari Penjara ke Penjara yang ditulis tahun 1948 ini di tahbiskan oleh majalah Tempo sebagai salah satu buku yang paling berpengaruh atau memberikan kontribusi terhadap gagasan kebangsaan.
***
Tan Malaka lahir di Suliki, Sumatra Barat tahun 1897. Setelah tamat sekolah, ia melanjutkan pendidikannya di Harleem, Belanda pada 1913, Enam tahun kemudian ia kembali ke Indonesia untuk menjadi guru bagi anak-anak kaum buruh perkebunan di Sumatra. Tahun 1921, ia mulai dekat dengan kehidupan politik. Sejak saat itu ia terlibat aktif dalam aksi-aksi mogok maupun perlawanan buruh di beberapa tempat. Akibatnya ia sempat dibuang ke Kupang tahun 1922. Selain itu, ia juga sempat meloloskan diri ke Filipina dan Singapura.