Product description
Ready Siap gojeg Grab Silahkan Diorder
Buku Simtudduror Terjemah Indo Hvs ORIGINAL
Kitab Maulid Simtudduror Terjemah disertai etika Membaca
Ukuran : A5 ( 14 x 20 cm ) uk Buku Tulis
Isi : Kertas HVS Putih, 72 hal
Kitab Simtud Durar yang berisi kisah hidup, akhlak, dan puji-pujian untuk baginda Rasullullah SAW popular dilantunkan umat Islam di Indonesia. Terlebih jika bulan maulid tiba, bacaan Simtud Durar menggema di tiap wilayah.
Kisah perjalanan hidup seorang sufi dari Hadramaut yang begitu mencintai Rasulullah ialah Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi. Bertepatan dengan haulnya yang ke-106, Republika menemui Habib Hasan bin Anis Al Habsyi pada Jumat (1/5). Dia adalah generasi ke empat keturunan Habib Ali Al Habsyi yang tinggal di Solo, Jawa Tengah.
Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi adalah seorang ulama wara yang lahir di sebuah desa kecil, yaitu desa Qasam, Hadramaut pada Jumat 24 Syawal 1259 hijriyah atau 1839 masehi. Ayahnya, yakni Muhammad bin Husain Al Habsyi, adalah seorang ulama besar yang ikhlas menghibahkan jiwa raganya untuk berdakwah ke berbagai kota dan pelosok desa.
Begitu pun ibunya Alawiyyah binti Husein, yang juga mahir dalam mengajari masyarakat perihal agama. Hingga tak ayal, setelah dewasa, Habib Ali pun menjadi ulama besar yang kerap mendakwahkan Islam ke berbagai pelosok di Yaman, terutama setelah menimba ilmu dari ulama-ulama besar disana.
"Kecintaan Habib Ali ini pada rasululah sangat luar biasa itu yang terkenal, sampai sebagian ulama menyebut dia mendapat kedudukan yang tinggi karena kecintaannya pada rasulullah. Dari cintanya itu diungkapkan melalui Simtud Durar," tutur Habib Hasan.
Dalam buku biografi Habib Ali Muallif Simtud Durar yang ditulis oleh Husein Anis Al Habsyi dijelaskan sejak kecil Habib Ali hidup di tengah keluarga sederhana, Ali sering berpindah-pindah tempat dari kota satu ke kota lainnya semata-mata untuk menimba ilmu agama.