patjarmerah - Orang-Orang Oetimu - Felix K. Nesi - Marjin Kiri
Sold by patjarmerah
5(2)
6 sold
Select options
Select
Shipping
From Rp11.500
Est. delivery by May 5 - May 7
Specifications
Customer reviews (2)
d**p
Item: Default
Selalu puas kalau paket dari patjarmerah 🥰
March 31, 2025
N**n K**g
Item: Default
Mantap. Bukunya keren dan sesuai harapan.
3w ago
patjarmerah
407 items
Shop performance
Better than 90% of other shops
Ships within 2 days
77%
Responds within 24 hours
100%
About this product
BahasaBahasa Indonesia
Tipe EdisiEdisi Reguler
Tipe SampulPaperback.
PengarangFelix K. Nesi
Jumlah Halaman220
Tahun2025
Versi(Versi) Lengkap
PenerbitMarjin Kiri
ISBN/ISSN978-979-1260-89-3
Kuantitas per Kemasan1
Product description
Orang-orang Oetimu
Penulis: Felix K. Nesi
Penerbit: Marjin Kiri
Tebal: viii + 220 hlm
Dimensi: 14 x 20,3 cm
ISBN: 978-979-1260-89-3
Oetimu: suatu wilayah kecil di pelosok Nusa Tenggara Timur. Masa itu adalah paruh kedua 1990-an, dan kejadian-kejadian di wilayah Indonesia selebihnya mau tak mau berdampak kepada kehidupan sosial orang-orang di kampung yang terpencil itu. Kolonialisme Indonesia di Timor Timur kian disorot dunia internasional, sementara warisan kekerasan antara militer Indonesia dan gerilyawan Fretilin ikut menyebar ke wilayah sekitarnya, demonstrasi menentang Soeharto kian marak di kalangan mahasiswa, dan Brazil berhadap-hadapan dengan Prancis di final Piala Dunia.
Novel mengasyikkan yang menggambarkan masyarakat Timor Barat dengan segala kepelikannya, di mana gereja, negara, dan tentara berperan besar dalam kehidupan sosial. O ya, juga sopi dan seks.
“Menonjol atas kecergasannya yang satir, strukturnya yang melingkar, serta navigasinya yang padu atas rupa-rupa perspektif.” — Asymptote Journal
“Oetimu memenuhi semua persyaratan untuk menjadi lokasi di peta dunia sastra seperti Yoknapatawpha dari Faulkner atau Macondo dari García Márquez. Kalau belum menginjakkan kaki di sana, berarti ada sesuatu yang terlewatkan.” — Deutschlandfunk Kultur
“Bagaimana Felix K. Nesi dengan ringan menangani isu-isu utama masa kini: pasca-kolonialisme, hubungan gender, agama — dia bermain di liga tersendiri.” — Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung