Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) adalah konsep yang dikembangkan pada era Orde Baru di Indonesia, yang menyatakan bahwa ABRI memiliki dua fungsi, yaitu sebagai kekuatan pertahanan negara dan sebagai kekuatan sosial-politik.
Alasan Dwifungsi ABRI Berbahaya
1. *Penggunaan Kekuatan Militer untuk Tujuan Politik*: Dwifungsi ABRI memungkinkan penggunaan kekuatan militer untuk tujuan politik, seperti menindas oposisi dan mempertahankan kekuasaan pemerintah.
2. *Penghancuran Demokrasi*: Dwifungsi ABRI dapat menghancurkan demokrasi dengan mengizinkan militer untuk campur tangan dalam urusan sipil dan politik.
3. *Penindasan Hak Asasi Manusia*: Dwifungsi ABRI dapat menyebabkan penindasan hak asasi manusia, seperti kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan kebebasan berkumpul.
4. *Korupsi dan Kekuasaan*: Dwifungsi ABRI dapat menyebabkan korupsi dan kekuasaan yang tidak terkendali, karena militer memiliki kekuasaan yang luas dan tidak terbatas.
5. *Penghancuran Keharmonisan Sosial*: Dwifungsi ABRI dapat menyebabkan penghancuran keharmonisan sosial, karena militer dapat digunakan untuk menindas kelompok-kelompok sosial yang dianggap sebagai ancaman.
# Dampak Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI memiliki dampak yang sangat besar pada masyarakat Indonesia, termasuk:
- *Penghancuran Demokrasi*: Dwifungsi ABRI menghancurkan demokrasi di Indonesia dan mengizinkan pemerintah untuk mempertahankan kekuasaan secara otoriter.
- *Penindasan Hak Asasi Manusia*: Dwifungsi ABRI menyebabkan penindasan hak asasi manusia di Indonesia, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan kebebasan berkumpul.
- *Korupsi dan Kekuasaan*: Dwifungsi ABRI menyebabkan korupsi dan kekuasaan yang tidak terkendali di Indonesia, karena militer memiliki kekuasaan yang luas dan tidak terbatas.