Keberanian para penulis mengusung otokritik dalam tragedi yang dialami tokoh-tokohnya sebagai tema pada karya sastranya adalah sebuah kejujuran sebagai penulis dalam melihat realitas. Saya bisa bayangkan betapa karya-karya itu mendapat banyak cibiran dan tantangan dari sebagian warga keturunan Arab di saat itu. Karena dirasa begitu keras kritik sosialnya dan bisa dianggap membuka ‘aib’ yang seharusnya tidak diobral ke khalayak. Semoga buku ini bisa menjadi cermin perilaku sosial keturunan Arab dalam mengisi kehidupan di negara tercinta Indonesia.