Buku Hello, Cello.(NADIA RISTIVANI)

Ini kisah Helga, seorang penulis yang mempunyai kisah patah hati yang ia tuangkan dalam bukunya. Sebelum akhirnya, ia bertemu dengan Cello seorang buaya paling hits di kampusnya. Cello yang tadinya menjadikan Una (sahabat Helga) sebagai 'target' berikutnya justru gagal mendekatinya. Tak disangka, usahanya yang gagal itu justru mendekatkan Cello dengan Helga. Namun, sikap Helga yang cuek terhadap Cello, membuat Cello penasaran akan sosok gadis ajaib itu. Tuhan benar-benar Maha Adil. Kalau saja menjadi bodoh dianggap sebagai tindakan kriminal, mungkin aku sudah membusuk dalam penjara seumur hidup. Bodoh karena berhubungan dengan laki-laki brengsek? Sudah biasa. Bodoh karena selalu iya-iya saja karena perasaan gak enak? Ahli sejak embrio. Bodoh karena mencintai laki-laki yang bahkan gak tau kalo aku hidup? Panggil aku Suhu. Terjebak dalam hubungan pertemanan tanpa tujuan? Ck. Guru Besar Serafina Helga Pramidita S.T.Dig, M.Gkp (Sarjana Teknik Digantung, Master Gak Kapok-Kapok). Kalau saja “keahlianku” yang satu ini bisa dijadikan mata pencaharian, mungkin Jeff Bezos akan jadi orang terkaya nomor dua di Forbes. Nomor satunya aku. Steve Jobs dan jajarannya menatap gemetar tersaingi melebihi vibrasi produk ciptaannya sendiri. Apel kroak. Sampai datanglah satu keajaiban sementara, kebodohan tanpa titik ku ini akhirnya menemukan tujuannya. Titik yang kucari beberapa tahun belakang, nampak juga “batang hidung” nya. Semua berkat cowok brengsek yang hubungannya baru berakhir denganku setelah 5 bulan ketahuan belum kelar dengan masa lalunya. Ujaran manis yang sanggup bikin bergidik kalua diingat, yang membuat seluruh manusia di muka bumi mengira dia orang baik, penyayang, dan SETIA. Ternyata, setai. Bukan Setia. Mulut pembohong tak tahu diri yang rasanya ingin kusumpal mulut berbisanya dengan batu burung ababil. SIalan!, aku karena mudah percaya Namanya, Cello. Si Womanizer yang gak akan masuk dalam pikiran siapapun untuk punya hubungan serius sama dia. Bendera merah. Aku juga mungkin dijadikan satu dari sekian ribu, balikan bisa jadi gak dihitung. Tapi gapapa. Era revolusi 5.0 mendatang harus benar-benar membuat “bodoh” menjadi mata pencaharian berbasis teknologi agar aku bisa menandingi Jeff Bezos dalam barisan orang terkaya dunia.