Mengemban tugas dakwah adalah keniscayaan bagi setiap Nabi dan Rasul sebagai sosok pembawa risalah. Risalah dakwah inilah yang kemudian diestafetkan kepada segenap kaum muslimin sebagai suatu kewajiban bernilai ibadah. Siapapun kita, dan apapun titel sosial, intelektual, maupun kultural yang kita sandang saat ini, pada akhirnya kisa tetaplah seorang pendakwah (da’i) kepada jalan Allah. Sebagaimana Allah sudah nukilkan dengan jelas dalam bentuk pertanyaan di dalam Al-Quran seraya mengukuhkan kemuliaan pendakwah, tepatnya pada surat Fushhilat ayat ke – 33, Allah berfirman : ” Adakah orang yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, lalu mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang muslim (menyerahkan diri)”.
Salah seorang ulama terdahulu juga pernah menuturkan sebait kalam hikmah yang berbunyi, ” Nahnu duatun qobla kulli syai’in” kita adalah seorang da’i (pendakwah) sebelum kita menyandang status lainnya. Ghirah dakwah inilah yang kemudian melahirkan buku sederhana yang ada di hadapan pembaca saat ini.