Tinggal ku baca, kirain pas di live katanya dapat free buku satu random tapi tidak apa-apa ini saja sudah alhamdulillah dapat diskon dan buku original
June 10, 2022
Tokopedia customer review
PENGIRIMAN CEPAT. DIBUNGKUS AMAN. SESUAI PESANAN. ISI BAGUS BANGET. HARGA SUPER TERJANGKAU. MAKASIH BANYAK YA, KAK πππππ
June 2, 2024
Tokopedia customer review
Suka bangeettt β€οΈβ€οΈβ€οΈ
March 20, 2022
Tokopedia customer review
Koleksi dan bekal
December 23, 2022
Tokopedia customer review
Item: -
bagus anak saya suka banget
1w ago
Tokopedia customer review
March 6, 2024
Tokopedia customer review
January 21, 2024
Tokopedia customer review
November 10, 2022
k**π¨
Item: -
June 8, 2022
Tokopedia customer review
Item: -
1w ago
Tokopedia customer review
Item: -
2w ago
Tokopedia customer review
Item: -
2w ago
Tokopedia customer review
Item: -
3w ago
Tokopedia customer review
Item: -
3w ago
Gramedia
7,770 items
Shop performance
Better than 66% of other shops
Ships within 2 days
63%
Responds within 24 hours
99%
About this product
Tipe SampulSoftcover
Jumlah Halaman160
PengarangRedaksi Tempo
ISBN/ISSN9786024817619
BahasaBahasa Indonesia
PenerbitKPG
Tahun2022
Product description
"Lelaki cadel itu tak pernah bisa melafalkan huruf βrβ dengan sempurna. Ia βcacatβ wicara tapi dianggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Celananya seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang memesona.
Namun, bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan buruh dan petani. Kegiatannya mendidik anak-anak kampung dianggap menggerakkan kebencian terhadap Orde Baru. Maka ia dibungkam, dilenyapkan.
Wiji Thukul mungkin bukan penyair paling cemerlang yang pernah kita miliki. Sejarah Republik menunjukkan ia juga bukan satu-satunya orang yang menjadi korban penghilangan paksa. Tapi Thukul adalah cerita penting dalam sejarah Orde Baru yang tak patut diabaikan: seorang penyair yang sajak-sajaknya menakutkan sebuah rezim dan kematiannya hingga kini jadi misteri.
Kisah tentang Wiji Thukul adalah jilid perdana seri βPrahara-prahara Orde Baruβ, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo, Mei 2013. Serial ini menyelisik, menyingkap, merekonstruksi, dan mengingat kembali berbagai peristiwa gelap kemanusiaan pada masa Orde Baru yang nyaris terlupakan."